Follow

Kamis, 28 April 2016

PAPER (Pentingnya Teknologi)


 

 

 

 

 PERLUNYA MENGENAL TEKNOLOGI INFORMASI BAGI GURU AGAMA BUDDHA

Disusun Guna Memenuhi  Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah Pengantar  E-Learning

Dosen Pengampu : Rahmad Setyoko, S.Pd.B




MUJIYANTO

1408211167

SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA BUDDHA “STIAB”

SMARATUNGGA

BOYOLALI

2016

                           

                            BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Pada kehidupan saat ini, manusia merupakan salah satu bagian yang tidak terlepas dari teknologi informasi. Setiap hari manusia tidak terlepas dari penggunaan teknologi itu sendiri. Sebagai contoh, sesorang yang lupa membawa handphone dalam waktu sehari sudah pusing dan bahkan dapat mengalami kerugian yang cukup besar karena tidak dapat melakukan transaksi. Kondisi ini mencerminkan manusia selalu bergelut dan tidak terlepas dari kemajuan teknologi. Kebutuhan mengenai teknologi ini yang kemudian mendorong teknologi baru berkembang pesat. Teknologi sangat dekat dengan manusia dikarenakan teknologi membantu aktifitas manusia menjadi lebih mudah.

Secara umum teknologi informasi berkembang dengan tujuan untuk membuat manusia menjadi cerdas dan lebih maju. Tetapi, hal ini tidak dimanfaatkan bagi manusia untuk melakukan kegiatan yang positif serta dapat mengembangkan pola pikir dan pengetahuan secara luas. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kebanyakan orang memilih untuk bermain smartphone saat puja bakti di vihara dibandingkan dengan mendengarkan ceramah dari bhikkhu. Dari adanya kejadian tersebut membuktikan bahwa di era teknologi, individu lebih tertarik untuk selalu menggunakan teknologi  demi mencari informasi daripada informasi langsung dari seseorang bahkan guru.

Dalam bidang pendidikan teknologi sangat berperan penting untuk dimengerti dan dipahami terutama bagi seorang guru. Guru diharuskan untuk lebih berkembang dalam mengenal serta menggunakan teknologi. Perlunya keterampilan penggunaan teknologi bagi seorang guru menjadi sebab suksesnya proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang dan adanya kejadian di dalam masyarakat, maka dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang tema “Pentingnya Ketrampilan Menggunakan Teknologi Sebagai Guru Agama Buddha”. Hal tersebut menjadi pembahasan yang penting dalam era ini karena banyak tantangan baru bagi kemajuan pendidikan seiring dengan teknologi informasi yang semakin berkembang.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Peran Teknologi Informasi dalam pendidikan

Teknologi merupakan 1) metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; 2) keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (Tim Penyusun, 2008: 1473). Oleh karena itu, yang dimaksud dengan teknologi disini adalah ilmu terapan yang berkembang saat ini. Informasi merupakan penggunaan teknologi seperti komputer, elektronik, dan telekomunikasi, untuk mengolah dan mendistribusikan informasi dalam bentuk digital (Tim Penyusun, 2008: 1473). Teknologi informasi memberikan kemudahan bagi manusia dalam berkomunikasi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang maju sesuai dengan perkembangan zaman. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia memang begitu besar. Teknologi informasi juga dapat melahirkan fitur-fitur baru dalam dunia pendidikan. Sistem pengajaran berbasis multimedia (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara, dan video) dapat menyajikan materi pelajaran yang menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian. Murid atau mahasiswa dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan menggunakan komputer yang dilengkapi dengan progam berbasis multimedia. Teknologi internet ikut berperan dalam menciptakan e-learning atau pendidikan jarak jauh. Kuliah tidak harus dilakukan dengan suasana kelas dimana mahasiswa dan dosen bertemu. Kuliah dapat dilaksanakan dengan mengakses modul-modul kuliah dari jarak jauh. Begitu pula untuk pengiriman tugas dan berdiskusi. Para mahasiwa dengan bebas dapat mengatur waktu belajar, kapan saja dan dimana saja.

E-learning adalah istilah yang digunakan untuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dengan berbagai cara untuk mendukung dan meningkatkan proses pembelajaran. pentingnya penggunaan metode e-learning dalam pembelajaran yaitu mencegah ketertinggalan dari dunia luar di era teknologi seperti sekarang.

Penggunaan metode e-learning mampu meningkatan fleksibilitas dan kualitas belajar melalui beberapa manfaat, antara lain:

1.    menyediakan akses terhadap berbagai sumber data dan materi yang tidak dapat diakses dengan cara lain, seperti grafik, suara, animasi, film, dan lain-lain;

2.    memberi kebebasan pada siswa untuk menentukan sendiri waktu dan tempat belajar;

3.    memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan dan cara sesuai kemampuannya;

4.    menyediakan lingkungan belajar yang terfokus pada siswa sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar masing-masing siswa;

5.    menciptakan lingkungan belajar yang aktif;

6.    mendukung terjalinnya komunikasi yang lebih intens antara siswa dan guru;

7.    memungkinkan pemberian umpan balik atau reinforcement dengan frekuensi dan kecepatan yang lebih.

B.  Teknologi dan Buddhisme

Pada zaman sekarang agama memiliki tantangan tersendiri terhadap perkembangan teknologi atau ilmu pengetahuan. Sains dan teknologi berkembang lewat suatu proses, dan terdorong oleh kebutuhan atau kepentingan. Sains mengembangkan pengetahuan demi pengetahuan, berbeda dengan Buddhisme yang mengembangkan penetahuan demi penyelamatan.  Albert Einstain merespon Buddhisme dengan ilmu pengetahuan. Beliau berpendapat bahwa:

“Agama masa depan adalah agama kosmik. Melampaui Tuhan sebagai pribadi serta menghindari dogma dan teologi. Mencakup baik alamiah maupun spiritual, agama tersebut seharusnya didasarkan pada rasa keagamaan yang timbul dari pengalaman akan segala sesuatu yang alamiah dan spiritual, berupa kesatuan yang penuh arti. Ajaran Buddha menjawab gambaran ini. Jika ada agama yang akan memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan modern, itu adalah ajaran Buddha,” (Albert Einstein dalam Sri Dhammananda, 1992: 9). 

Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa agama Buddha merupakan agama yang terbuka dengan illmu pengetahuan. Dhamma yang diajarkan oleh Buddha membawa kita kepada cara berpikir yang rasional. Hal tersebut dilakukan oleh Buddha dimasanya dimana memberikan jawaban atas pertanyaan murid dengan perumpamaan. Perumpamaan yang diberikan Buddha mengajarkan bagaimana cara berpikir dalam menjalani hidup. Perumpamaan yang di sampaikan oleh Buddha seperti perumpamaan orang terkena panah beracun. Orang tersebut mencari tahu siapa pemilik panah yang melukai dirinya tanpa menyadari bahwa dirinya berada dalam bahaya. Perumpamaan tersebut menggambarkan bahwa rasa ingin tahu seseorang pada teknologi informasi membawa kepada keadaan yang membuat perasaan menjadi senang untuk sementara. Di satu sisi rasa ingin tahu pada teknologi informasi menjauhkan seseorang kepada kemajuan batin. Sebagai contoh, penggunaan teknologi informasi dapat menjerumuskan kita pada hal yang berbau negatif seperti penipuan online, pengaksesan video porno, serta tindakan kriminal yang dapat dilakukan lewat teknologi.

  Teknologi informasi yang berkembang saat ini memberikan kesempatan setiap individu untuk mempelajari pengetahuan baru. Dhamma yang diajarkan oleh Buddha selaras dengan ilmu pengetahuan. Akan tetapi yang terjadi saat ini penggunaan teknologi informasi tidak digunakan sebagaimana mestinya. Di satu sisi teknologi informasi mempermudah penyebaran agama akan tetapi di sisi lain dengan adanya teknologi baru seperti internet memudahkan seseorang untuk mengakses hal-hal yang berbau pornografi. Hal tersebut sebagai bukti bahwa kita harus dapat menjadi pengguna Teknologi  Informasi yang cerdas.

Agama Buddha dalam menyikapi Teknologi Informasi yaitu bahwa Teknologi informasi dapat digunakan sebagai alat baru untuk menguji kebijaksanaan kita. Hal tersebut dikarenakan akan menentukan sampai mana kebijaksanaan kita dalam menggunakan teknologi informasi yang semakin canggih seperti internet. Seperti Dhamma yang diajarkan oleh Buddha dalam Upali Sutta “Dari ketiga jenis kamma ini, petapa, yang dianalisis dan dibedakan demikian, Aku menggambarkan kamma pikiran sebagai paling tercela untuk pelaksanaan kamma buruk, dan tidak demikian besarnya kamma jasmani atau kamma ucapan,” (Lanny Anggawati & Wena Cintiawati, 2006: 983).



C.  Pentingnya Keterampilan Menggunakan Teknologi  Sebagai Guru Agama Buddha

Pekerjaan guru adalah suatu profesi yang menuntut pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu. Karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi profesional. Kompetensi ini tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan tanggung jawab moral dan tanggung jawab sosial, yang dipraktikkan dalam kehiddupan individu dan kehidupan sosial. Seorang guru mendidik dan melatih mridnya dengan baik sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Seorang guru adalah orang yang mendengar dan menyebabkan orang lain mendengar, seorang yang belajar dan mengajar, seorang yang tahu dan memberi tahu dengan jelas, seorang yang cakap mengenali kecocokan dan ketidakcocokan, serta tidak menimbulkan pertengkaran.

Seorang guru sebaiknya memiliki lima kualitas, sebagaimana seorang bhikkhu senior, yaitu ia adalah orang yang menguasai analisis logika, mengetahui analisis sebab akibat, menguasai analisis bahasa, mengetahui analisis segala sesuatu yang dapat dikenali, apa yang harus dilakukan oleh para pengikut, menjalani kehidupan suci besar atau kecil, cakap dan aktif, berusaha meneliti persoalan, siap melakukan dan membuatnya terlaksana (A.III, 113).

Di era semacam ini, pendidikan agama buddha tidak lepas dari perkembangan jaman. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet seperti sekarang dapat memberi dampak positif pada pendidiikan agama Buddha. Guru sebagai seorang yang bertugas untuk mendidik, mengajar, melatih, membimbing, mengarahkan, dan mengevaluasi peserta didik dituntuk untuk bisa mengikuti perkembangan jaman ini demi kemajuan mutu pendidikan agama Buddha. Guru pendidikan agama Buddha sebagai seorang pengajar agama Buddha bisa memanfaatkan internet untuk meningkatan kemampuan profesi.

 Keterampilan menggunakan teknologi informasi sebagai guru agama Buddha begitu penting. Setiap guru perlu untuk mengikuti perkembangan zaman, yaitu dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi modern. Perkembangan teknologi membuat segala hal lebih banyak untuk dimengerti dan dilakukan. Teknologi modern membantu segala kagiatan dari berbagai bidang terutama pendidikan. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila mencapai tujuan yang diharapkan, hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru yang berperan aktif dalam mensukseskan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Seorang guru tentunya sudah memiliki sebuah pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan keahlian masing-masing untuk diterapkan kepada muridnya dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah keterampilan menggunakan teknologi informasi disetiap mengajar, pentingnya teknologi informasi terutama sebagai guru agama Buddha yaitu untuk mengembangkan pengetahuan-pengetahuan baru yang sudah dimiliki dengan menyesuaikan pada teknologi modern. Penggunaan teknologi tidak terlepas dengan internet, komputer, multimedia, dan progam lainya yang lebih modern. Dalam kegiatan pembelajaran guru agama Buddha tentunya perlu memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi sebagaimana untuk memenuhi tugasnya sebagai seorang pengajar. Meskipun berbasis agama seorang guru agama Buddha juga mampu memiliki suatu keterampilan dan keahlian yang setara dengan guru umum, karena seiring berkembangnya Teknologi yang semakin maju membuat seluruh pihak pendidikan untuk bersaing dan mampu menunjukkan bakat yang dimiliki demi menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).

Keberhasilan pembelajaran juga berpengaruh pada proses pembelajaran yang menyenangkan. Dengan menggunakan Model pembelajaran yang kreatif dan inovatif memanfaatkan teknologi dan informasi  dalam materi pendidikan agama Buddha merupakan harapan bagi banyak pihak. Siswa tentu akan menyukai model pembelajaran yang demikian, suasana kelas menjadi sangat kondusif untuk tempat belajar anak. Guru pun menjadi tidak bosen dengan pekerjaan mengajar yang sudah dilakukan bertahun-tahun. Oleh karena itu, kesadaran diri dari guru Pendidikan Agama Buddha menjadi titik awalnya dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta keahlian yang dimiliki sesuai dengan perkembangan teknologi informasi sekarang.

Secara pribadi guru juga dapat memanfaatkan internet untuk pengembangan diri dan pengembangan profesi. Informasi yang terbaru dapat dengan mudah ditemukan di internet. Materi-materi yang berhubungan dengan ilmu pendidikan agama Buddha, seperti kurikulum yang terbaru juga banyak ditemukan di internet. Melalui pemanfaatan internet semacam ini, guru pendidikan agama Buddha menjadi lebih mudah dalam meningkatkan profesionalitasnya sebagai seorang pengajar pendidikan agama Buddha.

Pemanfaatan internet bagi guru dapat disesuaikan dengan standar kompentensi atau kemampuan guru. Ada empat kemampuan atau kompetensi yang idealnya harus dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Buddha, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,  kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Pemanfaatan internet untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran dalam bentuk media atau yang lainnya adalah sesuai dengan kompetensi pedagogik. Pemanfaatan internet untuk media komunikasi dengan peserta didik, rekan kerja dan juga masyarakat adalah bagian dari kompetensi sosial guru. Pemanfaatan internet untuk pengembangan diri guru seperti untuk menambah pengetahuan dan keahlian ilmu pendidikan agama Buddha adalah sesuai dengan kompetensi profesioanal guru.

Pembelajaran yang baik juga dapat dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai teknologi yang tersedia, seorang guru dapat memaksimalkan potensi metode belajar e-learning. Baik guru maupun siswa dapat menemukan cara berkomunikasi dan belajar yang lain, juga bergabung dalam berbagai komunitas baru. Dengan begitu, guru dapat membuat siswa terlibat secara lebih aktif dalam pembelajaran mereka.

Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Penerapan e-learning yang efektif, menurut Indrayani (2007), berhubungan dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi dari pelajar, lembaga, fasilitator, staff penunjang, dan administrator. Harrison (dalam Pushpanathan, 2012) menjelaskan bahwa guru berperan sebagai “pelajar ahli” yang dapat membantu siswa memecahkan masalah dan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mereka. Proses pembelajaran berbasis e-learning akan lebih berhasil jika guru memenuhi ciri berikut:

1.    Memiliki semangat yang tinggi

2.    Dapat mengatur sesi belajar dengan baik

3.    Mencintai subjek yang diajarkan

4.    Dapat mengkonseptualisasi topik yang dibahas

5.    Berempati terhadap siswa

6.    Memahami bagaimana cara manusia belajar

7.    Memiliki keterampilan mengajar dan mengelola pembelajaran

8.    Waspada terhadap tiap kejadian di dalam kelas

9.    Mengajar dengan gaya pengajaran yang ia sukai

10.     Terampil dalam berbagai aspek pengajaran: bertanya, mendengarkan, mendorong, bereaksi, menyimpulkan, dan memimpin.

Selain yang telah disebutkan di atas, untuk meningkatkan motivasi belajar dan memaksimalkan proses pembelajaran, setiap guru harus membekali diri dengan keterampilan TIK dan pengetahuan terkait teknologi yang cukup mumpuni. Pelgrum (dalam Khan dkk, 2012) menyatakan bahwa kurangnya keterampilan dan pengetahuan guru merupakan salah satu dari hambatan utama penggunaan internet dalam pembelajaran di negara yang sedang dan belum berkembang. Hal serupa diungkapkan Olowa (2012), yaitu bahwa di beberapa negara, prospek penggunaan internet untuk proses pembelajaran belum diterapkan secara maksimal dan masih terbatas. Keterbatasan tersebut terutama disebabkan oleh kurang mendukungnya fasilitas di sekolah, biaya penggunaan internet yang tinggi, dan kurangnya pengetahuan serta keterampilan guru dalam menggunakan internet untuk tujuan pembelajaran.

Jadi keterampilan menggunakan Teknologi informasi modern sangat penting bagi seorang guru agama Buddha, karena dengan memiliki keahlian dalam menggunakan teknologi seorang guru agama Buddha mampu mengikuti perkembangan jaman, seorang guru agama Buddha  dapat lebih mudah dalam mengajar tentang materi pendidikan agama Buddha karena telah ditunjang dengan teknologi modern serta keterampilan dalam menggunakan teknologi informasi.


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa seorang guru agama Buddha harus mampu mengikuti perkembangan zaman. Seorang guru agama Buddha perlu untuk mengenal dan mempelajari suatu teknologi informasi modern, maka dari itu diperlukan sebuah keterampilan menggunakan teknologi informasi sebagi guru agama Buddha. Penting sekali memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi informasi, karena dengan terampil menggunakan teknologi seorang guru agama Buddha mampu mempermudah menjalankan kewajibannya sebagai pengajar. Selain itu guru agama Buddha juga perlu memiliki keahlian dan keterampilan profesional tentang teknologi modern, karena untuk menghadapi perkembangan global dan juga menghadapi MEA (masyarakat Ekonomi ASEAN).

Di satu sisi pentingnya keterampilan menggunakan teknologi sebagai guru agama Buddha juga untuk bersaing dan menyesuaikan persamaan dengan guru-guru umum dan juga sebagai seseorang yang mampu mengajarkan pendidikan aganma Buddha lebih luas lagi serta mengikuti perkembangan jaman. Dengan demikian keterampilan yang dimiliki seorang guru agama Buddha sangat penting dalam memanjukan ajaran Buddha dengan di terapkannya dalam proses pembelajaran pendidikan agama Buddha di sekolah.


B.  Saran

Dilihat dari pembahasan kali ini mengenai pentinnya keterampilan menggunakan teknologi informasi, sebagai calon guru maupun sebagai guru agama Buddha harus dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan belajar, mencari tahu, serta praktik dalam menggunakan teknologi modern. Supaya jika sudah terampil dan ahli dalam menggunakannya maka akan lebih mudah dalam mengikuti kemajuan zaman, mempermudah segala kegiatan, serta membatu proses pembelajaran menjadi lebih menarik agar berhasil dan mencapai tujuan yang diharapkan.



DAFTAR PUSTAKA


Wijaya-Mukti, Krisnanda. 2003.  Wacana Buddha Dharma. Jakarta:Yayasan Dharma Pembangunan bekerjasama dengan Ekayana Buddhist Centre.
Anggawati , Lanny dan Cintiawati, Wena. 2006. Majjhima Nikaya 3. Klaten: Vihara Bodhivamsa.
Anggawati , Lanny dan Cintiawati, Wena. 2003. Petikan Anggutara Nikaya.
Klaten: Vihara Bodhivamsa.

Tim penyusus. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Pushpanathan, T. 2012. The Role of A Teacher in Facilitating e-Learning. Journal of Technology for ELT, vol. 2 No. 2. http://www.researchgate.net
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi

http://lutfiyahita.blogspot.com/2007/09/sejarah-teknologi-informasi.html

Dhammananda, Sri. 1992. Agama Buddha di Mata Para Intelek Dunia. Mutiara
Dhamma

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html